Hari Sabtu Pukul 1 dini hari kami sudah terjaga. Saya waktu itu sudah ingin melambaikan tangan ke kamera karena kami baru sampai di tempat transit kami saat ini beberapa jam yang lalu. Kami pun baru tidur mendekati pukul 12 malam. Praktis, badan kami masih berteriak ingin terus istirahat.
Meski begitu kami tetap bersiap, memasukkan semua barang2 kami ke elf dan menuju Paltidung, Basecamp sebelum kami naik menuju Kawah di Puncak Gunung Ijen. Perjalanan menuju Paltidung ternyata cukup lama, sekitar 1jam. Jadi kami masih bisa meneruskan tidur di dalam elf. Saya tidak merasakan apa-apa ketika elf naik turun bukit menuju Paltidung. Saya tidur. Pulas.
Meski perjalanan dijadwalkan pukul 2, nyatanya kami baru mulai bergerak bersama ratusan orang lain ke atas pukul 2.30 WIB. Suasana di Paltidung ini dingin, kontras sekali dengan keganasan matahari Banyuwangi yang sudah 2 hari ini kami rasakan. Tapi dinginnya masih belum menyamai “nyes”nya Dieng waktu saya dan teman2 The Rok Travelers (traveler perempuan yang selalu memakai rok panjang kemanapun) naik ke Gunung Prau. Saya waktu ke Kawah Ijen gak memakai sarung tangan dan masih merasakan hangat ketika tangan saya masukkan ke dalam jaket gunung yang saya pakai. Berbeda dengan ketika di Gunung Prau: meski saya sudah menggunakan sarung tangan berbahan polar yang hangat tapi tetap saja dingiiinn… Continue reading