Saya udah puluhan kali naik kapal laut. Kapal Roro Merak-Bakauheni (ini yang paling sering, puluhan kali), Kapal Yang Rada gede yang buat nyeberang ke Samosir di Danau Toba, Kapal ke Kepulauan seribu, Kapal Buat keliling snorkeling di Pulau Pahawang, Kapal buat keliling di Blok Bedul-Banyuwangi dan sekarang kapal buat nyeberang ke Pulau Penang. Meski kapalnya beda-beda, tapi rasanya tetap sama: merinding karena kembali disadarkan kalau manusia yang jumawa di daratan ternyata ukurannya kecil banget di tengah lautan. Disepak dikit sama ombak yang ganas juga ilang deh itu ribuan manusia dalam hitungan menit. Hehe.
Untuk nyeberang ke Penang Tiket buat kapal itu harganya cuman 1,2 RM (7000-8000 perak kalau dirupiahkan) dan uniknya karcis atau tiketnya itu berupa uang logam 1 RM dan 10 sen 2 biji. Kalau nggak ada duit pecahan segitu, bisa ditukerin di loket. Nanti kalau mau nyebrang lagi dari Penang ke Butterworth, kita nggak perlu bayar apa2 lagi alias gratis. Murah banget sih kamuh, tiket kapal *uyel2 si kapal*
Di dalam dermaga, ada ruangan tunggu yang dilengkapi dengan kursi tunggu, kipas angin, dan vending machine yang isinya berbagai macam minuman kaleng dan botol dari Malaysia. Ada 2 ruangan tunggu yang disekat hanya dengan besi setinggi paha orang dewasa, yaitu ruang tunggu untuk manula, ibu hamil, penyandang disabilitas, dan sejenisnya serta ruang tunggu untuk masyarakat umum tanpa kebutuhan khusus. Nggak ada yang ngerokok, seneng kan kita. Tapi panas kalau udah jam 7 ke atas. Continue reading →